Sinyal Boleh Naik Turun,
Tapi Semangat Jangan sampai Turun
Tapi Semangat Jangan sampai Turun
Omset Boleh Naik turun,
Keyakinan masalah Rezeki jangan sampai turun
Keyakinan masalah Rezeki jangan sampai turun
Gaji Boleh Naik Turun
Boleh Naik??
Boleh Turun?
Boleh Naik??
Boleh Turun?
Maksudnya??
Ya Kalau Gaji naik, Alhamdulillah...
Kalau Gaji turun?
ya Alhamdulillah doong...
Kan biasanya bos kita sering tuh bilang, "Gaji kita bulan ini udah turun ya dari Pusat" ✌✌
Kalau Gaji turun?
ya Alhamdulillah doong...
Kan biasanya bos kita sering tuh bilang, "Gaji kita bulan ini udah turun ya dari Pusat" ✌✌
Nah di buku Ahmad Gozali (Seorang Financial Planner, Penulis Buku Habiskan Saja Gajimu, ) ada perbedaan perilaku dan kebiasaan bagi orang yang baru terima Gajinya, ini ilustrasinya:
Mayoritas dari kita, Begitu terima Gaji, apa yang dilakukan??
Jawab masing2 ya...
Mungkin ada yang Bayar kewajiban nya (Hutang) , beli keperluan bulanan mulai dari beras dan sembako lainnya, pulsa, listrik, sekolah anak, budget jalan-jalan dan lainnya.
Ada sisa??
Sedekah dooong...
Sedekah dooong...
Masih ada sisa??
Ya di tabung yuk...
Ya di tabung yuk...
"Wah bang, masih sisa aja syukurr.... kadang aja malah kurang bang"
"Syukur kalau bisa nabung bang, kadang kalau untuk sedekah aja belum tentu bang..."
Nah, ternyata dari Pos-pos pengeluaran rutin bulanan kita bisa di "akalin".
Bisa diputar alur pengeluarannya.
diputar dan di balik Sesuai urutan, maka pengeluaran bisa diatur.
(Gbr. Ilustrasi Menghabiskan Gaji di jalan yang benar di Buku "Habiskan Saja Gajimu)
Terlihat sama TAPI beda.
Jika di Gambar 1, begitu terima penghasilan dan mengeluarkan sedekah, ternyata langsung dialokasikan ke kebutuhan "Bulanan" (Shopping), lalu membayar Cicilan (Utang) KALAU ADA SISA, baru di tabung.
Keterangan gambar 1:
1. Alokasikan minimal 2,5% dari penghasilan untuk sosial
2. Alokasikan minimal 57,5% dari penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari
3. Alokasikan minimal 30% dari penghasilan untuk bayar Utang
4. Sisanya 10% dari penghasilan untuk saving (menabung)
Nah, Kalau angkanya sama, persentasenya sama, coba kita GANTI urutannya.
di Gambar ke-2, Begitu terima penghasilan dan bersedekah (Zakat), ternyata yang di bayar pertama kali adalah CICILAN (Utang). Lalu isi Pos untuk tabungan (Saving), dan SISA nya untuk kebutuhan sehari-hari (Shopping)
Keterangan gambar 2:
1. Alokasikan minimal 2,5% dari penghasilan untuk sosial
2. Alokasikan minimal 30% dari penghasilan untuk bayar Utang
3. Alokasikan minimal 10% dari penghasilan untuk saving (menabung)
4. Sisanya, 57,5% dari penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari dan boleh di HABISKAN.
Lengkapnya Anda Bisa Baca buku "Habiskan Saja Gajimu"
Ternyata pola mirip juga saya temukan di Buku "5 Rukun Keberlimpahan" nya Adam Nova
Di Bab ke 5 yaitu Harta Berdaya ada beberapa Aloaksi anggaran dana kalau kita menerima penghasilan/ Gajian setiap bulan:
1. Alokasikan minimal 10% dari penghasilan untuk sedekah
2. Alokasikan minimal 10% dari penghasilan untuk investasi
3. Alokasikan minimal 10% dari penghasilan untuk edukasi
4. Alokasikan minimal 15% dari penghasilan untuk memanjakan diri
5. Alokasikan minimal 55% dari penghasilan untuk kebutuhan rumah Tangga
Setelah mengalokasikan sedekah (urutan pertama), ternyata urutan yang terakhir adalah untuk rumah tangga.
Lengkapnya silahkan baca ke-2 buku tersebut. lebih detail dan menggampar masalah keuangan.
Lah, kalau yang jualan gimana bang??
kan penghasilannya gak tetap.
kan penghasilannya gak tetap.
Sama aja.
ingat urutannya, supaya gampang "Ngabisinnya" 😊😊😊😊
semoga bermanfaat ya....