Sabtu, 27 Juni 2015

Mereka Yang Selalu Menomorsatukan Kita...

Detik ini juga, coba Anda bayangkan orang yang paling mengasihi Anda –yaitu orangtua Anda– berada tepat di hadapan Anda...
Ketika kita masih kecil, orangtua berusaha memberikan yang terbaik untuk kita: mulai dari makanan, pakaian, pendidikan, sampai ke mainan. Mereka selalu menomorsatukan kita. Sekarang, ketika kita dewasa, apakah kita memberikan yang terbaik untuk mereka? Apakah kita menomorsatukan mereka? Yang ada, kita malah menomorduakan mereka. Biasanya rumah, makanan, dan pakaian kita jauh lebih baik daripada orangtua.
Padahal orangtua selalu mendoakan kita. Sewaktu ibu saya mengikuti sebuah training yang hebat, serta-merta ibu saya berdoa, “Ya Allah, jadikan anakku lebih hebat daripada trainer ini.” Demikian pula almarhum kakek saya yang semasa hidupnya tidak putus-putusnya mendoakan, “Ya Allah, jadikan cucuku orang yang besar.” Itulah doa mereka, walaupun saya sendiri tidak pernah sekalipun berdoa seperti itu. 

Lalu apa yang terjadi? Adalah takabur kalau saya menganggap diri saya trainer yang hebat dan orang yang besar. Namun, sedikit-banyak saya merasakan dampak dari doa-doa tersebut. Bagaimana tidak? Melalui buku, seminar, dan training, alhamdulillah saya dimampukan oleh Yang Maha Kuasa untuk menginspirasi jutaan orang. 
Yang ironis, biasanya beginilah cara kita ‘berbakti’:
-       Begitu kita hidup susah, maka dilantiklah orangtua menjadi pembantu di rumah kita.
-       Begitu kita sibuk bekerja, maka dilantiklah orangtua menjadi babysitter di rumah kita.
-       Begitu kita sibuk bepergian, maka dilantiklah orangtua menjadi satpam di rumah kita. Memang, kita tidak pernah menyebutnya begitu, tapi begitulah pekerjaaan mereka sehari-hari. 

Manakala orangtua meninggal, barulah kita tersadar. Kita pun berubah membaik. Mestinya dibalik. Kita berubah membaik dulu, sebelum orangtua meninggal. Apa pendapat Anda?



Ippho Santosa adalah International Trainer yang telah mencerahkan seratusan perusahan dan jutaan orang di belasan negara di empat benua. Buku terbarunya berjudul Success Protocol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar