Mereka Yang Selalu Menomorsatukan Kita...
Detik ini juga,
coba Anda bayangkan orang yang paling mengasihi Anda –yaitu orangtua Anda–
berada tepat di hadapan Anda...
Ketika kita masih
kecil, orangtua berusaha memberikan yang terbaik untuk kita: mulai dari
makanan, pakaian, pendidikan, sampai ke mainan. Mereka selalu menomorsatukan
kita. Sekarang, ketika kita dewasa, apakah kita memberikan yang terbaik untuk
mereka? Apakah kita menomorsatukan mereka? Yang ada, kita malah menomorduakan
mereka. Biasanya rumah, makanan, dan pakaian kita jauh lebih baik daripada
orangtua.
Padahal orangtua
selalu mendoakan kita. Sewaktu ibu saya mengikuti sebuah training yang hebat, serta-merta ibu saya berdoa, “Ya Allah,
jadikan anakku lebih hebat daripada trainer
ini.” Demikian pula almarhum kakek saya yang semasa hidupnya tidak
putus-putusnya mendoakan, “Ya Allah, jadikan cucuku orang yang besar.” Itulah
doa mereka, walaupun saya sendiri tidak pernah sekalipun berdoa seperti itu.
Lalu apa yang terjadi? Adalah takabur kalau saya menganggap diri
saya trainer yang hebat dan orang
yang besar. Namun,
sedikit-banyak saya merasakan dampak dari doa-doa tersebut. Bagaimana tidak? Melalui
buku, seminar, dan training, alhamdulillah saya dimampukan oleh Yang Maha Kuasa untuk menginspirasi
jutaan orang.
Yang ironis,
biasanya beginilah cara kita ‘berbakti’:
-
Begitu kita hidup susah, maka dilantiklah orangtua menjadi
pembantu di rumah kita.
- Begitu kita sibuk bekerja, maka
dilantiklah orangtua menjadi babysitter
di rumah kita.
-
Begitu kita sibuk bepergian, maka dilantiklah orangtua menjadi
satpam di rumah kita. Memang, kita tidak pernah menyebutnya begitu, tapi
begitulah pekerjaaan mereka sehari-hari.
Manakala orangtua
meninggal, barulah kita tersadar. Kita pun berubah membaik. Mestinya dibalik.
Kita berubah membaik dulu, sebelum orangtua meninggal. Apa pendapat Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar